Saturday, July 23, 2016

Regret




Gue penasaran kenapa banyak banget rasa yang manusia pikir bisa ngelukain hati. Nah, yang mau gue omongin kali ini adalah salah satu dari rasa yang susah banget diobatin. Yap, penyesalan.

"Penyesalan, perasaan yang membuat kita tidak nyaman karena melakukan suatu kesalahan," which is di belakang. Kalau di depan namanya pendaftaran.   

Entah berapa banyak penyesalan yang kita alami dalam hidup. Mulai dari hal-hal remeh, kayak, "Ah, tadi mah gue pilih yang warna biru aja." atau hal-hal remeh lain yang dampaknya luar biasa, contohnya, setelah kita keluar dari ruang ujian dan kepikiran kalau-kalau cara kita ngerjain soal tadi harusnya nggak begitu tapi beginiyang belum tentu bener juga, karena kita ragu.
 
Ada lagi yang selalu kita anggap penyesalan kelas berat. Biasanya tentang hidup, tapi lebih sering tentang perasaan, ya kan? 

"Harusnya gue bisa bahagiain orangtua gue, tapi sekarang gue masih belum bisa apa-apa," come on, belum telat!

"Nyesel gue kenal sama lo!"

"Coba aja gue dulu nggak sekolah di sana, pasti sekarang nggak begini hidup gue."

"Gue bela-belain putus dan gue milih lo ketimbang mantan gue si Malih!" Ini sih ironis ya, membandingkan satu penyesalan dengan penyesalan yang lain. Jangan ditiru!

Terus kenapa sih kita bisa nyesel? Dari contoh yang gue tulis di atas dan menurut pengalaman gue, penyesalan selaluseringkali, tentang pilihan-pilihan kita yang gagal dan melenceng dari harapan atau kalau mau lebih objektif, malah kita yang nggak mampu raih harapan itu.

Gue pribadi sih setuju sama bagian kedua di mana kita yang nggak mampu ngeraih harapan, ketimbang nyalahin harapan karena nggak sesuai sama ekspektasi kita. Rasanya nggak adil aja lihat sesuatu yang sebagus harapan jadi bulan-bulanan kebencian kita. Balik lagi, harapan itu mirip api tergantung apa fungsinya buat kita, terlalu besar akan lepas kendali dan ngebakar sang pemilik harapan, tapi kalau kita pakai sesuai kebutuhan akan lebih banyak manfaatnya.

Boleh-boleh aja kan gue setuju sama bagian kedua. Mirisnya banyak dari kita (termasuk gue juga) berekspektasi tinggi akan harapan, lalu nggak tercapai. William Shakespeare bilang ekspektasi adalah akar dari segala macam sakit hati. Penyesalan salah satunya. 

"Nyesel gue perjuangin lo, kalau akhirnya cuma buat sakit hati." Kalimat ini adalah salah satu yang paling populer digunakan untuk menyatakan betapa terpukul dan remuknya perasaan kaliankhususnya cewek. 

Lantas orang yang menyatakan diri atas nama sahabat, berkata, "Udah tau bakal (sakit hati) kayak gini, masih aja diperjuangin. Bego lo!" 

"Kan gue sayang." sambil ngelap ingus.

Kita selalu berusaha susah payah untuk nggak nyakitin perasaan orang lain atau orang terdekat kita. Tapi seringkali orang yang ngelakuin hal tersebut malah ngerasain penyesalan paling parah, bener nggak sih?

Gue nggak mau nyalahin siapapun. Tapi yang jelas soal penyesalan, semua ini tentang pilihan yang nggak mungkin berhenti datang dalam hidup. Bahkan pilihan itu sendiri selalu ngasih kita pilihan untuk menyikapinya atau cuma menyesalinya.

Jadi, penyesalan bukan cuma tentang perasaan yang terluka. Lebih dari itu penyesalan nuntut kita untuk pilih sudut pandang tentang masalah yang terjadi, siapa yang tetap sama kita dan bantu kita bangkit alih-alih kita malah fokus buat entah dengan alasan apapun supaya mereka yang nyakitin kita juga ngerasain hal yang sama secepatnya. Udahlah biarin aja, mereka akan lebih nyesel ketika mereka nggak belajar menghargai perasaan orang lain. Dan saran gue untuk balas dendam ke mereka adalah... jadi pribadi yang lebih baik, bukan malah cari-cari orang buat disakitin balik. 

Salam super. Bukan-bukan.

Mohon maaf untuk pihak-pihak yang tersindir. Terimakasih.  









image by: pexel.com



Related Articles

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.