Surat Untuk Ramadhan
Assalamualikum Wr. Wb
Hallo, Ramadhan..
Apa kabar bulan penuh keberkahan, bulan yang ditunggu banyak orang? Apa tahun ini kamu masih seperti tahun-tahun sebelumnya? Kuharap begitu.
Kalaupun ada perubahan, semoga perubahanmu jadi lebih baik.
Aku? Ya, lumayan jadi sedikit lebih dewasa. Inget nggak buka puasa beberapa tahun sebelumnya? Aku masih inget banget. Semuanya masih lengkap ada ayah, ibu, adik dan kakak, lengkap deh pokoknya. Kita sama-sama duduk di meja makan atau sekedar nunggu magrib yang pasti di selingi beberapa iklan yang sama tiap harinya sampai hafal setelah iklan ini pasti adzan atau ganti-ganti chanel yang mana yang paling cepet adzannya, hahaha.
Ah, iya. Aku juga kangen makanan sama minumannya, dari tahu isi biasa sampe risoles mahal, minumnya? teh botol yang itu loh sampai sop buah yang isinya macem-macem. Inget? Pasti.
Tapi, aku lebih kangen sama siapa makan semua itu, nggak peduli mewah atau sederhana asal bareng-bareng keluarga rasanya lengkap aja. Yah, kamu jadi pemersatu keluarga yang jarang banget duduk bareng dibulan-bulan lain. Harus banyak bersyukur banget buat mereka yang keluarganya masih lengkap sampai ketemu kamu tahun ini.
Grup-grup di sosmed jadi tiba-tiba rame banget. Whatsapp, line, facebook semua temen-temenku dari zaman SD sampai kuliah ngajakin buka bareng atau sahur on the road entah di luar atau di salah satu rumah temen kita yang rela di acak-acak dan alhasil keisangan kita jadi tambah luar biasa. But everything must and has to be changed, ada yang tadinya pendiem jadi super petakilan, ada yang biasa aja jadi luar biasa cakepnya, macem-macem deh. Dan harus kubilang lagi-lagi kamu luar biasa hebat buat orang-orang lama kembali dan kumpul lagi.
Hari kesepuluh sampai duapuluh itu masa-masa eliminasi di mana mungkin sebagian orang mulai sok sibuk belanja-belanja buat lebaran dan masjid jadi masih (lumayan) rame. Speaker masjid dan musholla pasti jadi lebih jarang diem karena setiap saat pasti ada yang tadarusan, keren, 'kan?
Di sepuluh hari terakhir adalah final, yah jujur aku juga biasanya udah ke-eliminasi di hari-hari terakhir. Tapi niatku tahun ini harus sampai final, harus!
Btw, eliminasi di sini maksudnya bukan nggak puasa ya. Tapi tarawehnya, yah tetep aja ke-eliminasi.
Btw, eliminasi di sini maksudnya bukan nggak puasa ya. Tapi tarawehnya, yah tetep aja ke-eliminasi.
Well, aku punya sedikit pesan untukmu, ramadhan.
Terimakasih telah jadi bulan yang mengajarkan untuk banyak berbuat baik nggak cuma untuk orang lain tapi juga untuk pribadiku. Tempat di mana berbuat baik ganjarannya berkali-kali lipat, tempat bukan hanya kami kaum muslim merasa nyaman dengan adanya kamu tapi untuk banyak umat manusia dari beragam latar belakang.
Maafkan kami pada tahun-tahun sebelumnya masih kurang belajar banyak darimu. Maafkan kami yang kadang kurang bersyukur dengan nikmat berkumpul bersama keluarga, teman, dan sahabat. Maafkan kesalahan kami, agar pada kesempatan kali ini bisa menjadi lebih baik.
Sampaikan salam kangen kami untuk orangtua, ayah, ibu, kakak, adik, saudara, sahabat, teman, yang tahun ini tidak bisa dan mungkin ada yang nggak (akan pernah) bisa lagi duduk bersama untuk sahur dan berbuka. Doa kami dari sini agar mereka juga menikmati keindahan hadirmu tahun ini di kota, atau negara manapun mereka berada, di dimensi mana pun yang mungkin tak bisa disentuh kami yang hidup. Tapi aku yakin doa pasti jauh lebih kuat untuk menembus dimensi lain.
Dan khusus untuk mereka di penjuru dunia sana yang tengah berkecamuk karena perang: I know all of you guys you're strong and will find peace, and better places for better life. My hope for you this Ramadhan makes that thing called 'war' over. And finally world will know that peace isn't just a word but it's worth to fighting for.
Jadikan kami pribadi yang kuat setelah kau beranjak pergi, pribadi yang paham hadirmu untuk mengajari kami teramat banyak nikmat yang luput dari pandangan kami, terlalu banyak kesombongan berdiri di atas kepala dan hati. Kuharap tak ada kata terlambat untuk membentuk kembali apa yang kami sebut hati dan nurani yang membuat kita layak di sebut Manusia.
Kayaknya segitu aja. Marhaban ya Ramadhan. Maaf kalau kata-kataku di atas sedikit berlebihan tapi tenang itu serius, beneran.
Dari temanmu, Hamba Allah.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.

0 komentar:
Post a Comment