Sunday, August 07, 2016

Give And ...




Hal paling menyenangkan apa yang baru-baru ini kalian terima?
Kalau hal yang paling ngerusak mood?

Dari dua pertanyaan di atas sebagian besar kita akan dengan cepat menyimpulkan jawaban dari pertanyaan kedua adalah hal yang lebih mendominasi. Sedangkan pertanyaan pertama, akan lebih banyak berisi ... momen besar yang menurut pendapat sebagian kita adalah 'hak' yang patut kita terima, semacam gaji tapi nggak perlu kerja. Agak kampret ya.

Hadiah; kado; gift; present, dan banyak lagi macamnya dalam beragam bahasa yang mungkin nggak gue tau kalo ada orang yang tiba-tiba bilang dalam bahasa sansekerta. Intinya, sesuatu yang kita harapkan, kita pengen banget miliki. Apa lagi yang kasih doi. 

Pernah dengar cerita tentang Athena dan Poseidon yang memperebutkan kota yang sekarang dinamai Athena? Oke, berarti si dewi yang menang. Tapi sebelum Athena bisa menang, mereka berdua saling kasih hadiah satu sama lain ke rakyat di kota itu. Poseidon dengan trisulanya kasih sumber air asin, tapi menurut rakyat pada masa itu nggak terlalu bermanfaat. Mungkin pada zaman itu Poseidon belum paham kalo air laut bisa diendapin jadi garem, kalo gue tinggal di zaman itu mungkin sekarang udah masuk wiki atau diangkat jadi dewa minor tengkulak garem di Olympus sana. Sedangkan Athena dia kasih pohon zaitun yang kita tahu hampir seluruh bagian dari pohonnya bisa dimanfaatkan. Senang lah rakyat. Dan untuk menghormati sang dewi akhirnya kota itu dinamai Athena. Tamat.

Ada banyak pelajaran dari satu paragraf cerita barusan tentang: give and give, give and take, dan give and hurt

Give and give akan dianggap sebagai relationship goals (dalam hubungan apapun) kata anak zaman sekarang. Pelajaran SD, cuy, simbiosis mutualisme. Siapa yang nggak mau hubungan yang saling memberi? Tanpa perlu diminta. Semua orang mau. Cuma masalahnya saling memberi akan terjadi saat masing-masing orang saling mengerti, dan paham kalau memberi itu jadi sebuah kebutuhan. Saat saling memberi terjadi nggak mungkin ada orang yang berpikiran: gue dikasih apa ya? Kan, gue udah kasih dia itu. Mungkin aja sih terjadi, tapi toh kedewasaan menuntut mereka secara nggak langsung dan dengan cara yang paling subtle untuk nggak berharap tapi lebih memahami.
Di mana saling memahami membutuhkan spesifikasi semacam, ego yang tidak terlalu tinggi, rendah hati, pikiran logis. Are we have those kind o'things? 

Lalu kalau kita cuma bisa give and take atau take and give. Sesuatu yang sangat-sangat normal terjadi untuk kita manusia dan bukan dewa minor tengkulak garam. Terimakasih adalah satu-satunya cara untuk setidaknya memberikan sentuhan give saat kita cuma bisa sekedar take. 
Untungnya kita manusia yang masih bisa berpikir, lantas menuntut untuk segera sadar dan menggeser pola pikir tentang diberi dan berharap bukan lagi sebuah kebutuhan. Itu cuma bonus. Kelemahan konsep ini justru jadi makanan kita sehari-hari. Berharap jadi cara kita berpikir, diberi malah jadi cara kita berjalan. Dan saling memberi tanpa berharap kembali adalah sekedar amalan yang mirip zakat fitrah, cukup setahun sekali. Are we those kind o'things?

Ada nggak dari kita yang bertanya-tanya, apa Poseidon marah setelah Athena menang di kota tadi? Yup, Poseidon kzl,  marah setelah baru tau ternyata air lautnya bisa jadi garam beberapa milenia kemudian. Maaf ya Pos. 

Give and hurt adalah bagian terakhir dari kemenangan di kota Athena. Poseidon kirim ombak besar yang menghancurkan sebagian kota. Satu contoh kecil di mana pilihan bisa jadi kehancuran buat salah satu pihak, dewa sekalipun. BTW, si Poseidon emang ambekan anaknya. 
Saat harapan kita akan sesuatu nggak sesuai dan kita nggak bisa sekedar terima dan mengucap terimakasih. Kita akan mulai membandingkan andai sesuatu yang kita terima bisa lebih baik. Dan kita nggak pernah tau perasaan mereka yang kasih kita hadiah tersebut, ditambah lagi dibandingkan dengan orang lain. Dikasus ini Poseidon sangat sakit hati. 
Ini yang paling bahaya sih dari semua konsep giving. Sesal yang tak berujung bakalan jadi tembok besar buat keduanya. 

Giving-Giving-Thanking, adalah satu dari banyak cara terbaik untuk menghindari hurting. Toh, hidup nggak pernah berharap apapun untuk kita beri. Justru hidup yang mengajari kita memberi. 

Tulisan ini sekedar teriakan emosi, bukan berniat mengajari. 
Terimakasih.






Best regards, dewa minor tengkulak garem.
Image background by pexel.com

Related Articles

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.